Sepanjang Malam Sepanjang Siang



:tentang ayat-ayat demokrasi dan penguasa negeri ini

Sepanjang malam, sepanjang siang
telingaku terbisingkan nama dan suaramu
juga janji yang kau sampaikan lewat baliho, spanduk, radio
“Aku mencintai kota ini, mencintai desa-desa terpencil”, katamu
Aku ingat di sepanjang malam, ketika kau berkata
dan merayuku agar aku memperkenankanmu bebas mencuri kotaku.

Saban pagi, aku berjalan menuju sekolah membaca kisah,
menyapa pembersih jalan yang dengan sabar memungut daun demi daun
oleh doa di jari-jarinya, juga menyapa garis-garis wajahmu yang tidak bisa aku tafsir seutuhnya.

Di televisi aku lihat demo di jalanan ibukota,
melawan kesia-siaan yang lahir dari mulut penguasa.

Sepanjang malam sepanjang siang
nafasku sesak di paru-paru langit ini.
Sawah mulai gelisah dan resah,
para pelajar berjalan di atas mesin elektronik dan social media,
pengecor jalan sengaja memacetkan pikiran.

Di brosur papan iklan yang sengaja ditempel
Di gang sempit; penuh piloks dan grafiti yang dianggap seni
Aku melihat kau tersenyum, tapi tak pernah melihat riak airmatamu
Ketika aku merasa bosan dengan pemilu, aku putuskan bunuh diri di ruangan bernama kotak suara.

Sepanjang malam sepanjang siang,
Musim-musim akan tetap sabar menunggu sejarah yang tercipta di bait-bait kotaku.


.2017

sumber pic: https://c.pxhere.com/photos/44/b2/budapest_hungary_demonstration_hungarian_magyar_europe_city_solidarity-740772.jpg!d

Komentar