Zenit





Dari teleskop waktu, aku menatap langit matamu
yang membiru, jauh lebih biru dari langit
juga laut.

Ingin kutemukan Sirius yang lain, kekasih,
lalu akhirnya pada suatu senja aku
menemukannya di ranum senyummu.

Aku memandangmu sebagai hal yang menyenangkan,
sebab itu aku tak pernah merasa bosan, terkekang.

Telah kulihat ke angkasa atas nama udara,
beberapa kota menyala lampu kuning, kunang-kunang, dan kenangan.

Di atas awan, tempat dimana aku bernafas, kuraba kenangan pada suara angin yang mendesau ke segala arah, tapi namamu tak pernah sekalipun aku temukan.

Kita adalah manusia tanah yang
menganggap diri sendiri terbuat dari langit.
Tangan kita terbuat dari hujan.
Masa depan tumbuh pada cahaya pagi,
menusuk embun, dan rerumputan.

.2018

Komentar

  1. Baguss sekali nice great pisan sekali, cuman saya ada masukan, masih ada kata kata yang banyak orang tidak tahu maknanya

    BalasHapus

Posting Komentar